Kata Pengantar
Puji syukur hanya dipanjatkakn kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat, taufiq, hidayah serta Inayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah remaja ini dengan baik.
Saya juga tidak lupa beterima kasih kepada guru – guru pembimbing, guru maple dan teman – teman yang sudah membantu dan membimbing saya untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
oleh karena itu saya mohon kritik dan saran yang bersifat membangun. Demikian semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna dan dapat dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya.
BAB I
A. Latar Belakang
Tawon madu pada umumnya memang kurang mendapat penelitian dari pemasaran, tetapi di canangkan tawon sebagai salah satu hewan alternatif penunjang peningkatan untuk masyarakat barulah tawon madu terangkat .
Dalam beternak dan memasarkan tawon madu banyak sekali keuntungannya yaitu tawon mampu menghasilkan sebanyak 5 – 10 kg tiap tahun, meskipun demikian apabila madu ini dipelihara dengan baik akan dapat menghasilkan madu sampai 25 – 30 kg setahun.
Itu berarti bahwa yang dikatakan tentang madu tersebut adalah benar – benar merupakan hasil produksi tawon madu, bukannya palsu karena harus dibuat dan disimpan oleh pembuatnya sendiri di dalam sarangnya.
B. Rumusan Masalah
Karya tulis yang berjudul” Pembudidayaan dan Pemasaran Tawon Madu ” mengambil satu pokok permasalahan pemasaran tawon madu mengambil satu pokok permasalahan pemasaran tawon madu. Berapa banyak madu yang dihasilkan perternakan tawon pada usaha mandiri Bapak Sumardi ?
C. Tujuan Penelitian
Karya tulis yang berjudul pembudidayaan dan pemasaran tawon madu disusun dengan tujuan :
1. sebagai syarat untuk dapat mengikuti ujian nasional 2010/2011
2. Untuk menambah wawasan
3. Sebagai bahan referensi mengenal
4. sebagai bahan referensi bagi penelitian waktu berikutnya.
D. Metode Penulisan
Pada karya tulis yang berjudul pembudidayaan dan pemasaran tawon madu menggunakan studi pustaka dalam mencari informasi, irteratur dan referensi penulisannya.
E. Sistematika Karya Tulis
Karya tulis yang berjudul pembudidayaan dan pemasaran tawon madu dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembudidayaan
B. Pemasaran
C. Tawon
D. Usaha Mandiri
E. Peternakan
F. Bapak Sumardi
G. Tahun
BAB III MADU YANG DIHASILKAN PETERNAKAN TAWON PADA USAHA MANDIRI BAPAK SUMARDI.
A. Madu dari Tawon
B. Peternakan Bapak Sumardi
C. Hasil Madu Peternakan Usaha Mandiri Bapak Sumardi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembudidayaan : Mengembang tawon madu agar tidak punah.
B. Pemasaran : Proses cara pembuatan memasarkan suatu barang degangan ( Kamus Bahasa Indonesia ).
C. Tawon : serangga terbang yang mudah dikenali karena suka menyengat bila diganggu dan warnanya yang mencolok pada bebrapa spesies.
D. Usaha mandiri : usaha yang dikembangkan sendiri
E. Peternakan : praktek untuk membudidayakan binatang ternak
F. Bapak Sumardi : yang mengelola pembudidayaan dan pemasaran
G. tahun : Suatu masa yang lama dua bulan ( kamus B. Indonesia )
BAB III
JENIS TAWON PENGHASIL MADU
Pada dasarnya tawon penghasil madu yang sudah cukup dikenal di Indonesia ada dua golongan, ialah :
• Tawon dalam negeri asli
• Tawon yang di import ( didatangkan )
Meskipun didalam negeri sendiri cukup banyak jenis tawon penghasil madu karena hasil produksi madunya relative rendah, dicarinya jenis tawon yang dapat memproduksi madu yang tinggi. tak ada ubahnya seperti memasarkan ayam. ayam juga ada yang didatangkan dari luar dan dalam negeri. Ayam dalam negeri disebut ayam kampong, sedangkan ayam dari luar negeri disebut ayam negeri.
A. Tawon Asli dalam Negeri
Tawon asli inisering disebut Apis Indica, banyaknya nama yang diberikan kepada kepada tawon tersebut, misalnya :
• Lebah Unduhan
• Lebah Gula
• Lebah Lalat
• Lebah Sirup
• Lebah Kecil
Menurut hasil penelitian tawon ini dinyatakan asli berasal dari kawasan Asia dan Polynesia. Jenis tawon ini lebih ganas dari tawon yang di import, sedang hasil produksi madunya relative rendah, rata – rata satu sarang hanya dapat menghasilkan madu antara lima sampai sepuluh kilogram. yang termasuk tawon asli ( Apis India ) ini antara lain :
• Tawon Gung ( Apis Dorsata )
• Tawon Lanceng ( Apis Trigona )
sedangkan jenis tawon yang lain disebut keluarga ( familia ) apidae, Diantaranya adalah :
• Tawon Buluh ( Vespa Maculata)
• Tawon Kumbang (Blumbe Bee)
• Tawon Tanah (Digger Wasp)
• Tawon Tabuhan (Allo Dape)
Pekerjaannya tawon-tawon ini relative kecil sehingga sangat berguna untuk penyerbukan bunga-bunga yang kecil. Jenis tawon Buluh (Vespa Maculata) maupun tawon kumbang (Bumble Bee) adalah musuh tawon madu, untuk itu bagi peternak tawon madu harus mengusahakan terhindarnya hidup tawon penyerang ini.
B. Tawon yang di import (di datangkan)
Tawon yang di datangkan ini dari jenis Apis Melli Fera juga disebut Apis Melli Fica. Terutama didatangkan dari Negara New Zeland dan Australia. Sebelum perang dunia pertama dulu yang sangat terkenal adalah tawon berasal dari Italia juga pernah di bawa dan di kembangkan di Indonesia oleh seorang pelopor peternak tawon bernama Rijkens. Beliau membawa tawon dari Italia sebanyak empat belas kotak tahun 1814, tetapi yang hidup sampai di Indonesia tinggal enam kotak. Jenis tawon Italia itu tidak seganas Apis Indica, meskipun ia juga menyengat. Yang membuat dan menarik perhatian para penggemar ternak tawon terhadap jenis Apis Mellifera ini ialah :
- Mudah diternak dan dipasarkan
- Tidak ganas meskipun menyengat
- Kemampuan memproduksi madu cukup tinggi, ialah setiap sarang menghasilkan madu tiga puluh sampai enam puluh kilogram.
C. Cara Pembuatan sarang atau tempat madu (glodogan)
Pembuatan ini tidak lain dari hasil pengamatan tata kehidupan tawon secara alami, dimana sewaktu tawon-tawon masih hidup bebas dialam terbuka mereka membuat sarang-sarang di gua-gua batu, terowongan kayu yang besar dan lain-lain yang dianggap sesuai dan aman di hutan-hutan. Sejak saat itu manusia mulai menirukan tiruan tempat bersarangnya tawon untuk nentinya bila berhasil tidak lagi masuk ke hutan-hutan guna mendapatkan madu ini.
1. Glodog Kuno (primitif)
Tiruan tempat bersarangnya tawon ini dibuat dari pada potongan kayu besar yang lunak, misalnya kayu randu, glugu (batangan pohon kelapa), kayu pucung dan sebagainya, pokoknya dari jenis kayu/pohon yang lunak agar mudah membuatnya.
2. Glodog Baru (modern)
Glodog baru adalah penyempurnaan dari pada system kuno (primitive). sedangkan setelah penggunaan glodog baru ini terasa sekali akan faedah / manfaatnya, antara lain :
- Perawatan / Pemeliharaan / Pengawasan dapat dilakukan dengan mudah.
- Serangan hama dan penyakit relative sedikit / kecil.
- Hasil produksi yang dicapai jauh lebih banyak.
D. Cara Pemindahan Induk / Ratu Tawon
Bagi mereka yang telah mempunyai cadangan sarang tawon di hutan.
BAB IV
PENGAMBILAN HASIL DAN PENGOLAHAN
Mengenai jumlah hasil yang dapat dicapai, tentunya banyak faktor yang menjadi penyebabnya, diantaranya ialah :
- Faktor jenis bibit tawon
- Faktor Musim
- Faktor jumlah tanaman
- Faktor pemeliharaan / perawatan dan sebagainya ;
Bagi bibit unggul tentu saja hasilnya lebih baik dari tawon madu lainnya. Begitu pula mengenai musim, pada waktu tanam-tanaman musim berbunga hasilnya produksi madu dan lain-lain akan lebih banyak disbanding musim paceklik. Faktor jumlah tanaman juga sangat menentukan, sebab meskipun waktu itu musim berbunga, tetapi jumlah tanaman yang berbungan relative sedikit, dengan sendirinya jumlah produksi madu, lilin, maupun lain-lainnya juga sedikit, begitu pula sebaliknya, sedang mengenai pemeliharaan / perawatan lebih penting artinya, sebab faktor ini adalah faktor pengembangan dan penyelamatan. Dari faktor-faktor diatas timbul kait-mengkait satu sama lainnya, faktor-faktor diatas juga merupakan usaha pembudidayaan untuk mencapai hasil semaksimal mungkin.
A. Pemungutan hasil
Seperti telah disinggung, hasil tawon madu diharapkan hasilnya berupa :
- Hasil Madu ( Manisan )
- Malam ( Lilin lebah )
- Susu ratu
- Racun tawon
- Zat perekat
Maslah racun tawon ini sesuai dengan kemajuan bidang teknologi merupakan sumbangan bagi bidang kedokteran untuk kepentingan kemanusiaan, yang mana bagi peternak tawon secara turun temurun hal ini tidak / belum menjadi perhatian, seakan-akan hasil yang dapat dimanfaatkan hanyalah madu, malam, larva (tempayak).
B. Saat Pengambilan Madu
Pengambilan hasil untuk pertama kali dilakukan setelah 1 ½ sampai 2 ½ bulan dari pemeliharaan dimulai, itupun tergantung pada situasi dan kondisinya yang dipengaruhi oleh faktor-faktor diatas. Sedang periode selanjutnya dapat dilakukan sebulan sekali, terutama pada waktu musim subur. Bagi musim paceklik agar diusahakan pemungutan hasilnya diperjarang, karena produksinya menurun. Hal ini dilakukan agar kehidupan tawon jangan merasa terganggu yang dapat mengakibatkan timbulnya pelarian (bubar). Bila pengambilan ini dilakukan pada waktu musim paceklik, akan sangat mengganggu ketentraman tawon, karena yang diambil adalah tempayaknya berikut sarangnya (talannya). Hal ini sering tawon lari meninggalkan glodognya untuk tidak kembali.
1. Pengambilan Madu (Manisan)
Untuk pengmabilan madu agar diusahakan semasak mungkin atau juga disebut madu tua. Tanda-tanda madu tua ( masak) ialah bila sel-sel madu telah tertutup. madu yang demikian menurut hasil penelitian kandungan (kadar) airnya sudah menurun di bawah 20 %. Sedang bila pemungutan madu masih muda (tabung madu belum tertutup), kandungan (kadar) airnya masih tinggi, madu yang demikian ini mudah sekali rusak cepatnya mengalami peragian (fermentasi), dimana mikro organismenya yang disebut “Yeast” atau “Khamir” akan mengubah gula reduksi menjadi alkohol, sebab didalam madu terdapat suatu zat yang disebut “fruktosa”, zat ini di dalam proses kimia dapat mengalami perubahan menjadi alkohol. Dapat juga oleh mikro organisme lain diubah gula reduksi ini menjadi asam-asaman, sehingga madu tersebut terasa asam. Untuk itu penting sekali adanya pemeriksaan tua sebelum madu yang akan dipanen. Bila syarat-syarat di atas yang memberi ciri adanya madu tua belum kelihatan, seyogyanya pemungutan madu ditangguhkan dulu sampai menjadi tua.
2. Cara Pengambilan Madu
Sediakan alat pengasapan (smoker), buka tutup glodog perlahan-lahan agar penghuni glodok tidak terkejut, dekatkan alat pengasapan kedalam glodog supaya tawon-tawon yang kena asap tidak menempel pada sisiran madu. Angkat tempat tala perlahan-lahan tegak lurus ke atas dan bila masih ada tawon yang menempel pada talanya agar disikat dengan sikat tawon (sikat yang halus) supaya tawon jatuh didalam glodog. Sediakan pisau yang sedikit dipanasi untuk memotong talanya dan sisakan kurang lebih setebal 1 cm dari tempat menempelnya tala, hal ini dilakukan agar setelah tempat tala dikembalikan ketempatnya, tawon-tawon segera akan membuat sarang lagi. Tutup-tutup tabung madu agar dibuka (di iris) dengan pisau, pekerjaan ini dilakukan dengan sendirinya diatas suatu penampung agar cairan madu tidak tercecer ke mana-mana.
3. Alat Pemisah Madu
Gunakan suatu alat untuk memisahkan cairan madu dengan malamnya, lalu digunakan suatu alat yang mendasarkan kerjanya menimbulkan suatu gaya pusingan (putaran). Sebab dalam rumus ilmu alam, pada suatu kumpulan banda-benda yang berat jenisnya (BD)-nya tidak sama, bila diputar benda yang berberat jenis lebih tinggi akan meninggalkan tempat itu lebih dulu, sedang yang ber-BD rendah keluarnya kemudian. Berat jenis madu lebih tinggi dari pada berat jenis malam (lilin), sehingga dalam pemisahan madu dengan alat pemusing ini, madu akan keluar lebih dahulu dari pada lilinnya, alat ini disebut “EKSTRAKTOR”. Ekstraktor yang terkenal antara lain ekstraktor sistem Huruschka dan Crown. Alat-alat ini sudah dilengkapi dengan alat yang sempurna, sehingga setelah tala dimasukkan kedalam dan dilakukan pemutaran pada akhirnya kelompok madu akan terpisah dengan lilinnya.
C. Pemasaran
Sebagai calon penjual atau pengusaha, kita dituntut untuk dapat mengetahui situasi took atau apotek, dari situ kita bisa memantau sudah layakkah kita menjual produk tersebut ke toko, jika belum memungkinkan tunggu antara 1 sampai dengan 2 minggu pasti akan ada respon oleh masyarakat. Usahakan agar produk tersebut tidak jatuh ketangan tengkulak dan selayaknya kita dapat menjalin hubungan antara sesama pengusaha atau dengan konsumen langsung.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tawon madu pada umumnya kurang mendapat penelitian dari pemasaran. Tetapi setelah dicanangkan tawon sebagai salah satu hewan alternatif. Dalam peternakan dan memasarkan tawon madu banyak sekali keuntungannya. mampu menghasilkan sebanyak 5-10 Kg tiap tahun sampai 25-30 Kg setahun.
Itu berarti bahwa yang diikatkan tentang madu tersebut adalah benar-benar merupakan hasil produksi tawon madu.
B. Saran
Karya tulis dengan judul “ Pembudidayaan dan pemasaran tawon madu” dengan mengambil pokok masalah “Berapa banyak madu yang dihasilkan peternakan tawon pada usaha mandiri Bapak Sumardi ? “Masih mendapatkan kekurangan untuk itu penulisan mengharapkan pembaca berkenan memberi kritik dan saran.
Karya tulis dengan judul “pemanfaatan limbah kertas” semoga dapat digunakan sebagai bahan refrensi bagi penulis waktu yang akan datang pada pokok masalah yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi : 3
www.wikipedia.co.id
No comments:
Post a Comment